Obesitas biasanya berarti ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi sehingga kelebihan energi disimpan dalam sel-sel lemak. Sel-sel lemak ini jumlahnya bertambah dan menyebabkan beberapa konsekuensi kesehatan.
Kelebihan lemak tubuh sering kali mengakibatkan peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes, penyakit kandung empedu dan hati, radang sendi, dan beberapa jenis kanker. Obesitas telah menjadi epidemi global dengan perkiraan 1.3 miliar orang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Penyebab obesitas
Di antara faktor risiko obesitas, yang menonjol meliputi meningkatnya asupan makanan kaya energi dan menurunnya aktivitas fisik atau gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Penyebab lain obesitas meliputi gangguan endokrin, hipotalamus, dan genetik. Ada keseimbangan yang baik antara asupan dan pengeluaran kalori yang dipengaruhi secara negatif oleh faktor gaya hidup seperti kelebihan lemak makanan, gula, dan berkurangnya aktivitas fisik. Hal ini menyebabkan perubahan negatif dalam fisiologi tubuh.
BMI
Seseorang dianggap obesitas jika berat badannya lebih dari 20% dari berat badan idealnya. Indeks massa tubuh (IMT) dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.
Kriteria yang berlaku saat ini untuk kelebihan berat badan didefinisikan sebagai kadar indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 25 kg/m2 dan obesitas sebagai IMT 30 kg/m2. Ukuran lainnya adalah persentase lemak tubuh seperti yang ditunjukkan di sini:
|
Pria |
Wanita |
Lemak Minimal |
5% |
8% |
Dibawah rata-rata |
5-15% |
14-23% |
Diatas rata-rata |
16-25% |
24-32% |
Beresiko |
> 25% |
> 32% |
Distribusi lemak
Distribusi lemak merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan penyakit. Misalnya, distribusi lemak tubuh bagian atas disebut Android dan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, diabetes, serta disfungsi hormon dan menstruasi. Distribusi lemak ditentukan dengan mengukur rasio pinggang-pinggul.
|
Pria |
Wanita |
Distribusi lemak lebih rendah (risiko rendah) |
<0.78 |
<0.78 |
Distribusi lemak tubuh bagian atas (risiko tinggi) |
> 0.91 |
> 0.86 |
Risiko penyakit melalui distribusi lemak juga dapat diukur dengan pengukuran lingkar pinggang, yang diukur dalam sentimeter:
|
Pria |
Wanita |
Resiko rendah |
< /= 102 cm |
< /= 88 cm |
Berisiko tinggi |
> 102 cm |
> 88 cm |
Olahraga dan pengelolaan obesitas
Oleh karena itu, olahraga merupakan salah satu tindakan terpenting dalam mengelola obesitas. Olahraga biasanya ditambahkan pada perubahan pola makan, pengobatan, dan penanganan obesitas melalui pembedahan.
Selain mengurangi berat badan dengan meningkatkan konsumsi kalori, olahraga juga meningkatkan harga diri yang pada gilirannya meningkatkan kepatuhan terhadap diet dan aktivitas fisik.
Terapi latihan untuk obesitas perlu dikembangkan dalam program kegiatan yang terencana dan terpantau yang paling sesuai dengan kebutuhan pasien. Latihan harus dimulai secara perlahan dan harus ditingkatkan seiring peningkatan kapasitas fungsional.
Latihan dan distribusi lemak tubuh
Olahraga mengurangi berat badan dan memengaruhi distribusi lemak tubuh dengan mendorong hilangnya lemak regional, khususnya di perut. Hal ini mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan distribusi lemak tubuh bagian atas. Selain itu, berat badan yang hilang juga dapat dipertahankan dengan baik melalui olahraga.
Olahraga dan metabolisme glukosa
Selain penurunan berat badan, olahraga meningkatkan metabolisme glukosa dan mengurangi glukosa darah puasa, kadar insulin darah puasa, meningkatkan toleransi glukosa, dan menurunkan resistensi insulin.
Namun perlu diingat bahwa penghentian olahraga dapat menyebabkan peningkatan signifikan lemak intra-abdomen dalam beberapa minggu atau bulan menurut beberapa penelitian.
2024-04-24
2024-01-24
2024-01-10
2023-11-22
2023-09-06